Suatu hari, seorang pria yang memegang keyakinan solipsisme berjalan-jalan di kota. Ia merasa sangat yakin bahwa hanya ada dirinya sendiri yang nyata, dan bahwa semua yang terjadi di sekitarnya hanya merupakan bagian dari pikirannya.

Saat berjalan di sepanjang jalan, ia berpikir bahwa semua orang yang ia lihat sebenarnya hanya sebuah ilusi yang diciptakan oleh pikirannya sendiri. Ia merasa bahwa tidak mungkin orang lain memiliki kesadaran atau keberadaan yang sejati seperti dirinya.

Tiba-tiba, seorang wanita berjalan mendekatinya dan memintanya untuk memberikannya sebuah bantuan. Wanita itu terlihat sangat membutuhkan bantuan, namun pria tersebut tidak yakin apakah keberadaannya nyata atau tidak. Ia merasa bahwa membantu wanita itu tidak penting, karena pada akhirnya semua hanya ada dalam pikirannya sendiri.

Pria itu terus berjalan, merasa semakin yakin bahwa dunia di sekitarnya tidak benar-benar nyata. Namun, saat ia melangkah melewati jalan raya, ia tiba-tiba tertabrak oleh sebuah mobil. Tubuhnya terlempar ke udara dan ia merasakan sakit yang luar biasa saat ia jatuh ke tanah.

Saat itulah, pria itu mulai meragukan keyakinannya tentang solipsisme. Ia merasa bahwa jika keberadaannya nyata, maka kemungkinan orang lain juga memiliki keberadaan yang sejati. Meskipun ia merasa bahwa masih banyak misteri di dunia ini yang belum ia pahami, ia berharap bahwa ia dapat terus belajar dan memahami lebih lanjut tentang keberadaannya dan keberadaan orang lain di dunia ini.