Home » Kabar Peristiwa » Kriteria Pemimpin Komisariat Unmuh Jember dari Kacamata Anggota dan Kader

Kriteria Pemimpin Komisariat Unmuh Jember dari Kacamata Anggota dan Kader

Anwar Shaleh Mei 25, 2023

KABAR PERISTIWA | Rapat Tahunan Komisariat (RTK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UNMUH Jember memasuki hari ketiga. Dinamika di forum menghasilkan beberapa pemberharuan yang di sepakati oleh seluruh peserta aktif yang hadir. Pembaharuan tersebut meliputi kriteria peserta aktif yang di nilai harus representatif dan mewakili kultur yang ada di masing-masing rayon. Hal tersebut di nilai peting mengingat kelembagaan PMII Unmuh Jember sudah memiliki 3 lembaga rayon devinitif. Yakni, Rayon Shalahuddin Al-Ayyubi, Rayon Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, dan Muhammad Al- Fatih dimana masing-masing memiliki corak yang berbeda. Baik, dari segi kaderisasi dan karakteristik masing-masing.

RTK merupakan Forum yang wajib di laksanakan oleh Komisariat sebagai bagian dari proses kaderisasi. Gagasan Visioner dari peserta akan menjadi rekomendasi arah kedapan kapal besar tersebut. Secara konstitusi forum RTK akan menunjuk mandataris ketua komisariat baru pemimpin kapal besar tersebut selama satu tahun masa juang kepengurusan.

Lantas Bagaimana Kriteria Pemimpin Komisariat tersebut ?

PMII UNMUH Jember memiliki karakteristik lingkungan (Muhammadiyah) yang berbeda secara akidah dengan kelembagaan PMII se-Jember. Hal tersebut berdampak pada pola kaderisasi yang berbeda juga. Seorang pemimpin komisariat UNMUH Jember hendaklah memiliki pemahaman yang lebih mengenai Islam Ahlussunnah wal jama’ah an-Nahdliyah. Hal tersebut menjadi penting karena sebagai ketua harus mampu membaca dan memberikan pemahaman kepada potensi melencengnya akidah anggota dan kader.

Disamping itu ketua umum harus memiliki Loyalitas yang tinggi terhadap kelembagaan. Hal ini menjadi penting karena seorang pemimpin harus memeberikan semua sumber dayanya untuk merawat dan membesarkan kelembagaan. Loyalitas disini tentang Waktu, Material, dan Ide gagasan.

Pemimpin Komisariat harus mampu menjadi komunikator dalam semua isu yang terjadi kelembagaan. Serta, menjadi penyambung antara senior alumni dengan anggota dan kader.

Hal di atas merupakan beberapa pandangan penulis tentang siapa dan seperti apa pemimpin komisariat Unmuh Jember kedepan.

Dari Kacamata Kader dan Anggota ?

Sahabat yasin dalam sebuah wawancara menyampaikan pendapatnya. Ia memimpikan seorang pemimpin yang apa adanya, visioner, dan tentu tidak pernah meninggalkan PMII dalam situasi dan kondisi apapun. Dasarnya jelas pada sumpah baiat pelantikan pengurus sudah sangat jelas yang menjadi penekanana pada kalimat “tidak akan meninggalkan PMIII…..”. Ini tidak hanya menjadi pemanis pada prosesi sumpah pelantikan melainakan menjadi komitmen bersama yang di saksikan seluruh undangan dan ALLAH SWT. Tutur sahabat Yasin yang merupakan kader rayon Muhammad Al-Fatih.

Sahabat kelahiran Situbondo tersbut kemudian menegaskan dengan nada Ancaman. “Apabila kondisi ini terulang kembali di pengurusan selanjutnya, saya sendiri yang akan menurunkan sosok ketua umum yang lalai tersebut. “Tegasnya”.

Hal tersebut juga di amini oleh sahabat Aldi. Ia menganggap bahwa pemimpin setelah ini tidak hanya besar perkataannya melainkan juga memiliki komitmen untuk merealisasikannya.

Salah satu kader Muhammad Al-Ghazali juga menambahkan bahwa kriteria pemimpin haruslah yang ber-mindset positif. Semua berawal dari pola pikir kita sendiri. Ketika pola pikir sudah bisa di kendalikan maka disanalah arah dan tujuan bisa terlaksana. Sahabat Rio (sapaan akrabnya) juga menjelaskan bahwa seorang pemimpin merupakan subjek hukum yang harus mempunyai jiwa totalitas terhadap lembaga. Ia juga harus mampu membangun jiwa solidaritas terhadap anggota dan kadernya. “Hal itu tentu perlu ia lakukan dengan keikhlasan” ujarnya.

Terakhir, sahabat Anwar menyatakan bahwa pemimpin kedepan haruslah orang yang tahu dan mengerti terhadap situasi, kondisi dan karakteristik 3 rayon yang menjadi penyokong eksistensi komisariat PMII UNMUH Jember. Kader al-Ayyubi tersebut juga menambahkan bahwa harapan pemimpin kedepan adalah ia yang faham betul bagaimana seharusnya menggerakkan PMII di wilayah kampus yang memang memiliki perbedaan dari beberapa aspek. Salah satunya ialah aspek ideologis.

Artikel Terkait