Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×
BerandaBeritaOM Lorenza: Kebangkitan Orkes Melayu yang Viral dengan Dangdut Jadul

OM Lorenza: Kebangkitan Orkes Melayu yang Viral dengan Dangdut Jadul

Video konser Orkes Melayu (OM) Lorenza yang membawakan lagu-lagu dangdut jadul belakangan ini menjadi viral di media sosial. Penonton yang hadir pun kompak mengenakan kostum khas era 70-an, menciptakan suasana nostalgia yang kental. Berikut adalah kisah menarik tentang OM Lorenza, orkes asal Sukoharjo yang merupakan jebolan dari Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo.

Penampilan Nostalgia yang Viral

Sumber Foto : Detik.com

Dalam potongan video yang beredar, penampilan OM Lorenza selalu dikerumuni penonton yang mengenakan kostum jadul, seperti celana cutbray, sepatu pantofel, kemeja bermotif lawas, hingga sarung. Beberapa penonton bahkan menambahkan aksesori seperti rambut keriting palsu, radio, senter, dan ban bekas, menambah kesan autentik dari era tersebut.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh OM Lorenza mengalun datar tanpa hentakan ketipung khas dangdut koplo. Orkes yang kini sedang naik daun ini memang banyak membawakan lagu-lagu dangdut era 1970-1980-an secara orisinal, yang membuat banyak orang merasa terhubung dengan kenangan masa lalu.

Basecamp yang Menjadi Destinasi

Basecamp OM Lorenza yang terletak di Desa Ngemul, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, kini sering dikunjungi masyarakat. Mereka datang untuk berswafoto dan berbincang dengan manajer OM Lorenza, Murjiyanto. Menurut Murjiyanto, orkes ini didirikan pada tahun 2007 oleh Budi Aeromax dan awalnya membawakan lagu-lagu umum termasuk dangdut koplo.

“OM Lorenza dari tahun 2007. Di Orkes Sriwedari dulu dapat jadwal sebulan sekali. Dulu semua lagu kita mainkan, koplo dan sebagainya,” ungkap Murjiyanto saat ditemui di basecamp OM Lorenza.

Perjalanan Karir yang Berliku

Sejak awal kemunculannya, OM Lorenza tidak memiliki pencapaian yang mencolok. Mereka sering berpindah tempat untuk manggung dan sempat vakum. Saat aktif di THR Sriwedari, personel OM Lorenza sering mengalami pergantian. Pada tahun 2012, Budi Aeromax memutuskan untuk rehat dari kepengurusan, dan Murjiyanto mengambil alih.

Setelah penutupan THR pada tahun 2017, OM Lorenza mengandalkan panggung-panggung yang menyewa mereka. Namun, saat pandemi COVID-19 melanda, OM Lorenza sempat mati suri karena adanya aturan ketat mengenai penyelenggaraan panggung hiburan.

Kebangkitan di Tengah Pandemi

Selama pandemi, beberapa personel OM Lorenza seperti Agus, Ibek, dan Jayus mulai berkumpul untuk jamming. Mereka mengisi waktu dengan memainkan lagu-lagu jadul yang mereka cintai. “Saat kita bermain tidak ada tuntutan dari siapa-siapa, kita bermain sendiri, dan memainkan apa yang kita senang saja,” kata Murjiyanto.

Rekaman jamming mereka kemudian diunggah ke Facebook dan menarik perhatian banyak netizen. Setelah pandemi mereda, OM Lorenza mulai mengisi acara-acara kecil, meskipun bayaran yang diterima masih sangat minim.

Konsep Baru dan Formasi yang Kuat

  1. Dari panggung ke panggung, Murjiyanto menyadari bahwa musik jadul yang dibawakan OM Lorenza ternyata bisa diterima oleh penonton di tengah maraknya dangdut koplo. Seiring berjalannya waktu, penggemar mereka semakin banyak. Konsep baru OM Lorenza pun dimatangkan dengan menambah personel pemain keyboard, drum, dan suling, hingga terbentuklah formasi OM Lorenza yang sekarang ini dengan 10 pemain alat musik, 4 vokalis, dan 1 MC.

Kisah OM Lorenza adalah contoh nyata bagaimana sebuah orkes bisa bangkit kembali dari keterpurukan dengan mengusung konsep yang unik dan menarik. Dengan penampilan yang mengusung nuansa nostalgia, OM Lorenza berhasil menarik perhatian banyak orang dan menciptakan kembali cinta terhadap musik dangdut jadul.

 

Artikel Terkait

Author Sawah Maya
Author Sawah Mayahttps://sawahmaya.com
Penulis, Editor dan Publisher

#Sedang TrendingHot