Reaksi Pasar Modal Terhadap Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina

Fandi Winata Maret 20, 2023

Dampak kenaikan harga pada sektor energi dan pangan akan berdampak meningkatnya inflasi global dan berakibat menganggu pemulihan ekonomi globla. Salah satunya Amerika Serikat. Sangsi Ekonomi terhadap Rusia oleh Amerika Serikat dan negara sekutunya berpotensi menggangu pasar finansial. Kondisi tersebut berdampak pada sekenario The Fed dalam menaikan tingkat suku bungan dan juga memeliki dampak kepada perekonomian global. Berbagai negara, khususnya negara berkembang akan menghadapi ancaman nilai tukar, fluktuasi indeks harga saham gabungan atau IHSG, dan peningkatan inflasi akibat adanya syok dari pasar komoditas (temp.co, 27 Februari 2022).

Konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina juga memiliki dampak pada pasar finansial Indonesia. Kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau melemah mengikuti anjlonya bursa saham regional dan global. IHSG ditutup melemah 102,24 poin atau 148 persen ke posisi 6.817,82 dan pada Indeks LQ45 atau kelompok unggulan 45 turun 11,43 atau 1,16 persen ke posisi 973,65. Berdarkan Indeks Sektoral IDX-IC, terdapat sembilan sektor yang mengalami koreksi dengan sektor transportasi dan logistik mengalami penurunan 4,93 persen, kemudian sektor keuangan dan sektor barang konsumen non primer masing turun 2,42 persen dan 2,25 persen. Sedangkan frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.078.324 kali transaksi dengan jumlah saham yang di perdagangkan sebanyak 31,56 miliar lembar saham senilai Rp. 21,17 triliun, dengan 109 saham naik, 492 saham terkoreksi dan 82 saham tidak bergerak nilainya. (tirto.id, 24 februari 2022)

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait