Reaksi Pasar Modal Terhadap Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina

Fandi Winata Maret 20, 2023

PENDAHULUAN

Konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina beberapa bulan ini menjadi sorotan dunia internaional, beberapa periode sejak perang dunia II, Invansi Rusia terhadap Ukraina dimulai 24 Februari 2022 kemarin  menjadi salah satu penyerangan besar kususnya di  Eropa. Ketegangan antara dua negara tersebut, sebenarnya memiliki sejarah yang panjang berlangsung semenjak akhir abad ke-18, bahkan pada tahun 2014, Semenanjung Krimea di Ukraina pernah diambil paksa oleh Rusia.

Konflik geopolitik di respon pasar dengan naiknya harga minyak dunia sebesar USD 100 per barel, itu artinya harga minyak naik ke level atas, tertinggi sejak tahun 2014. Kenaikan tersebut disebabkan karena Rusia adalah negara terbesar pemasok kebutuhan minyak dunia, yaitu sebesar 10% (Kompas, 25 Februari 2022). Kenaikan momoditi tersebut tidak hanya terjadi pada minyak saja, namun gandum juga mengalami kenaikan, dimana harga gandum berjangka naik berkisar 5,35% menjadi USD 9,84 per gantang, dan merupakan harga tertinggi di 14 tahun belakangan ini. Rusia dan Ukraina adalah pemain utama dalam ekspor gandum global (Kompas.com, 2 maret 2022).

Naiknya harga dari komoditi yang di sebabkan konflik Rusia-Ukraina akan berpengaruh terhadap perekonomian secara global, pertumbuhan perekonomian global akan tertahan karena adanya kenaikan komoditi tersebut, khususnya pada komoditi minyak bumi dan hasil olahan industri pertambangan. Invansi tersebut juga dapat menghambat suplai bahan baku pangan ke seluruh dunia. Mahalnya harga komoditi rusia, mungkin juga bisa di sebabkan adanya sanksi pelanggaran terhadap komoditi tersebut.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait