Keagamaan | Mandi wajib merupakan hal yang biasanya sering di lakukan oleh pasangan suami istri. Pasalnya, hal ini merupakan suatu keharusan bagi orang yang sudah melakukan hubungan badan, jima’ atau hal-hal lainya. Mereka wajib melakukan cara bersuci ini untuk menghilangkan hadast tersebut.

Lalu BAGAIMANA???

Pada kondisi seperti saat ini, di bulan suci Ramadhan ketika setiap muslim wajib melakukan ibadah puasa. Ibadah yang di mulai pada saat terbitnya fajar (waktu subuh) sedangkan pada saat itu kita dalam keadaan ber-hadast besar.

Sebenarnya, hal ini fine aja. Artinya, seorang yang memiliki hadast besar boleh berpuasa di hari itu. Mengingat syarat seorang berpuasa itu ada 5 hal. Pertama, beragama Islam. Kedua, mukallaf (orang yang secara syariat wajib hukumnya untuk berpuasa). Ketiga, kuat melakukan puasa. akeempat, sehat. Kelima, tidak bepergian (dengan jarak yang telah fukaha tentukan).

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa ber-hadast besar tidak menjadi penghalang bagi orang tersebut untuk melakukan ibadah puasa. Berbeda halnya, ketika kita bicara mengenai shalat. Yaitu, salah satu syaratnya adalah harus suci dari hadast, baik hadast kecil maupun hadast besar.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa semua ulama sepakat bahwa orang yang junub itu puasanya sah. Baik hal ini di sebabkan karena hubungan badan (yang di lakukan sebelum adzan subuh) atau mimpi basah.

Ada riwayat yang menceritakan ketika waktu subuh nabi Muhammad Muhammad dalam keadaan junub lalu beliau berpuasa.

عَنْ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ، وَيَصُومُ

Dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjumpai waktu fajar dalam keadaan junub saat di rumah keluarga beliau, kemudian beliau mandi, lalu puasa.”